Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri di Indonesia
Tulisan ini bertujuan untuk menelaah dinamika peranan agroindustri,
serta
kendala dan peluang pengembangannya di Indonesia. Agroindustri mulai
dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970an. Dalam periode 1985-2000,
peranan agroindustri
dalam penciptaan PDB meningkat dari 3,7 persen menjadi 12,73 persen.
Sementara itu, peranan agroindustri dalam penyerapan tenaga kerja
meningkat dari 0,2 persen
pada tahun 1985 menjadi 8,53 persen. Namun demikian, peningkatan peranan
dalam penciptaan nilai tambah tidak diikuti oleh peningkatan penyerapan
tenaga kerja.
Peranan dalam penciptaan nilai tambah, sebagian besar berasal dari
industri skala besar, dan tidak terjadi pergeseran yang signifikan dalam
periode tahun 1974-2003.
Sementara itu, industri rumah tangga yang jumlahnya sekitar 90 persen
hanya mampu menciptakan nilai tambah sekitar 6 persen. Hal ini
menunjukkan adanya
ketimpangan yang sangat besar antara industri skala besar dan skala
rumah tangga. Peluang pengembangan agroindustri masih terbuka, baik
ditinjau dari ketersediaan
bahan baku maupun dari sisi permintaan produk olahan. Disamping itu,
agroindustri mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan yang kuat
dengan sektor lainnya.
Kendala-kendala dalam pengembangan agroindustri, antara lain: (1)
kualitas dan kontinyuitas produk pertanian kurang terjamin; (2)
kemampuan SDM masih terbatas; (3)
teknologi yang digunakan sebagian besar masih bersifat sederhana,
sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah; dan (4) belum
berkembang secara luas
kemitraan antara agroindustri skala besar/sedang dengan agroindustri
skala kecil/rumah tangga.
Selengkapnya silahkan Download disini :download