Pembangunan Agroindustri Di Sulawesi
Indonesia sebagai negara agraris dan
kepulauan yang besar di dunia, kekayaan alam berupa sumberdaya hayati, baik
hasil pertanian nabati dan hewani serta ikan dan komoditi lainnya merupakan
modal yang dapat didayagunakan untuk Industri dengan beragam produk yang
benilai tambah. Besarnya potensi tersebut haruslah mendapat dukungan baik dari
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat
yang diharapakan dapat tercipta suatu kegiatan industri berbasis
pertanian atau agroindustri yang mempunyai daya saing tinggi.
Pembangunan
agroindustri selama ini masih banyak menemui kendala, hal ini tak dapat
dipungkiri karena masih lemahnya kemampuan dalam mengolahan bahan baku. Hal ini
ditandai dengan baik jumlah atau volume produk yang diekspor lebih besar dalam
bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi dengan nilai indeks retensi
pengolahan sebesar 71 sampai 75 persen. Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa
hanya 25 sampai 29 persen produk pertanian yan diekspor dalam bentuk olahan.
Dengan kondisi ini akan memperkecil nilai tambah yang diperoleh dari ekspor
tersebut sehingga pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan dan prioritas bagi
perkembangan agroindustri di era globalisasi saat ini.
Sebenarnya
program peningkatan nilai tambah untuk produk pertanian telah dilaksanakan di Indonesia khususnya di
Sulawesi Selatan dalam bentuk pencanangan Program
Petik-Olah-Jual. Namun program tersebut belum terpadu dan totalitas ke segala aspek terutama dalam penyediaan
sumberdaya manusia, teknologi, pasar,
infrastruktur dan finansial serta komitmen atau kebijakan yang mendukung
program tersebut, sehingga berjalan apa
adanya dan belum dapat memperlihatkan
hasil yang memuaskan.
Kebijakan
pembangunan agroindustri berbasis sumberdaya lokal perlu mendapat prioritas
karena potensi sumberdaya perlu didayagunakan mengingat ketersediaan bahan baku
yang cukup besar khususnya di Sulawesi Selatan dengan beberapa komoditas berupa
(1) tanaman pangan seperti beras, jagung,kedelai, ubikayu, ubi jalar ; (2) tanaman perkebunan
seperti kakao, kopi, kelapa sawit,
kelapa, jambu mete, vanili, karet ; (3) sayuran dan buah-buahan ; (4)
tanaman obat dan rempah; (5) tanaman hasil hutan seperti jati, damar,
pulp (6) perikanan seperti cakalang, tuna, kakap, udang, bandeng, rumput laut,
ikan hias, dan kerang-kerangan ; (7)
peternakan seperti sapi, kerbau, kambing, unggas. Potensi tersebut selama ini masih belum
digarap dengan baik, sehingga nilai tambah yang yang diperoleh masih kecil dan
umumnya menguntungkan negara lain karena lebih banyak diekspor dalam bentuk
bahan baku. Nilai tambah komoditi tersebut dapat ditingkatkan melalui
agroindustri dengan memanfaatkan teknologi dan kekuatan sumberdaya alam serta
sumberdaya manusia.
Salah satu sektor yang berperan dalam program revitalisasi tersebut adalah
pengembangan agroindustri. Melalui pengembangan agroindustri sebagai pilihan yang strategis untuk menggerakkan
roda perekonomian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini, memungkinkan
karena adanya kemampuan yang tinggi dari agroindustri dalam penyerapan tenaga
kerja, mengingat sifat industri pertanian yang padat karya dan bersifat massal.
Industri pertanian yang berbasis pada masyarakat tingkat menengah dan bawah ini
merupakan sektor yang sesuai untuk menampung banyak tenaga kerja dan menjamin
perluasan berusaha sehingga akan efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian
bangsa.
Untuk
menjawab tantangan dan permasalahan di atas maka diperlukan beberapa langkah
atau kebijakan yang mengarah kepada keberhasilan program pengembangan
agroindustri ke depan antara lain :
- Produk yang dihasilkan harus mempunyai daya saing yang tinggi untuk merebut pasar global dengan jalan menerapkan standar mutu yan berlaku.
- Diterapkan strategi pengembangan produk dan teknologi proses yang kreatif dan inovatif yang dilandasi dengan kegiatan research and development (R&D).
- Diperlukan pengetahuan tentang kebijakan atau aturan mengenai produk ekspor dan impor produk pertanian secara umum yang berlaku di kawasan perdagangan regional dan internasional.
- Diterapkan strategi bisnis yang tepat dan akurat di tengah persaingan yang ketat untuk mencapai keunggulan dari segala aspek yaitu harga, mutu, pasar, citra dan waktu.